PROSPEK BIDANG STUDI FISIKA DALAM KONTEKS KTSP

1.PENDAHULUAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Makalaah ini akan membahas tentang bidang studi fisika dan prospeknya dalam konteks kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).


2.

PERMASALAHAN


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sangat menuntut para guru fisika di SMP untuk sungguh-sungguh kreatif. Kreatif dalam menyusun silabus yang sesuai dengan kondisi dan situasi siswa atau daerah, juga kreatif dalam membuat media pembelajaran untuk menjelaskan teori dan konsep yang kadang abstrak agar tervisualisasi sehingga mudah dipahami dan dimengerti siswanya.

Media pembelajaran yang dipersiapkan dan dibuat oleh guru sendiri merupakan hal yang mutlak sebenarnya KTSP dan hal ini tentunya menuntut kreatifitas dan usaha yang terus menerus dari para guru fisika. Media pembelajaran dapat dibuat dengan teknologi informasi dengan membuat animasi-animasi yang menarik yang dapat memvisualisasikan teori dan konsep fisika yang abstrak, hal ini dapat dibuat sendiri oleh guru yang menguasai program powerpoint atau flash, jika tidakpun paling tidak guru fisika harus surfing di internet untuk memperoleh bahan-bahan tersebut. Selain dengan teknologi informasi dapat pula membuat alat-alat sederhana untuk menjelaskan teori dan konsep fisika tersebut yang disesuaikan dengan kondisi daerah.

Memang disadari bahwa teknologi informasi belum merata di negara kita ini yang sangat luas, tentunya banyak daerah yang belum terjangkau dengan net, ataupun komputer, oleh karena itu di daerah-daerah terpencil guru fisika sangat dituntut dalam kreatifitas membuat alat-alat sederhana yang mampu menjelaskan teori dan konsep fisika, sesuai dengan peralatan yang ada dan kondisi daerahnya. Sedangkan di kota-kota besar memang umumnya melakukan pendekatan dengan teknologi informasi, dengan net maupun perangkat komputer, hal ini menuntut para guru fisika di kota besar untuk mau atau tidak mau menguasai teknologi net maupun komputer.

Apalagi pola pendekatan dan tujuan laboratorium fisika sekarang beralih dari pembuktian teori atau konsep yang diajarkan menjadi life education bagi siswa yang merupakan penilaian psikomotoriknya untuk menemukan teori atau konsep fisika yang sudah ada. Hal ini menuntut para guru fisika membuat lembar kerja siswa yang merangsang siswa untuk bekerja dan mencoba menemukan teori, konsep, rumus fisika sederhana, sehingga mereka dilatih untuk menjadi peneliti-peneliti muda.

Dalam KTSP ini para guru fisika terdorong dan tertantang untuk terus menerus memfasilitasi siswa untuk dapat mengerti dan memahami teori dan konsep fisika demi kemajuan teknologi di tanah air kita ini. Akhirnya bagi para guru yang kurang berusaha dan kurang belajar akan terlindas sendiri oleh jaman dan akan jauh tertinggal.

3.

BIDANG STUDI FISIKA DAN KTSP


1.

Bidang studi Fisika


Bidang Studi Fisika adalah bagian dari sains (IPA) yang mempelajari gejala-gejala alam yang melibatkan zat (materi) dan energi. Fisika merupakan ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman dari pada hafalan. Keberhasilan seorang siswa dalam mempelajari fisika terletak pada kemampuan siswa tersebut dalam memahami tiga hasil (produk) fisika yaitu konsep-konsep, hukum-hukum (azas-azas) dan teori-teori. Pada pembelajaran fisika bukan sekedar siswa mendengarkan, mencatat dan mengingat dari materi pelajaran yang disampaikan oleh guru , tetapi lebih ditekankan pada kemampuan siswa untuk dapat memecahkan persoalan dan bertindak (melakukan observasi, bereksperimen) terhadap hal yang dipelajari tersebut, lalu mengkomunikasikan hasilnya. Proses pembelajaran seperti ini dapat dilakukan dengan mendiskusikan suatu persoalan, melakukan percobaan, memperhatikan demonstrasi, menjawab pertanyaan dan menerapkan konsep-konsep dan hukum-hukum untuk memecahkan persoalan.

Tujuan bidang studi fisika adalah agar siswa dapat memahami, mengembangkan observasi dan melaksanakan eksperimen yang berhubungan dengan gejala-gejala alam yang melibatkan zat (materi) dan energi sehingga menumbuhkan kesadaran dan pemahaman terhadap kebesaran Sang Khaliq penguasa alam semesta. Kemampuan observasi dan eksperimentasi ditekankan pada melatih kemampuan berfikir eksperimental yang mencakup pelaksanaan percobaan dengan mengenal peralatan yang digunakan dalam pengukuran baik di dalam laboratorium maupun di dalam kehidupan sehari-hari.

2.

KTSP Bidang Studi Fisika

Kurikulum Tingkat Satuan Pendiidkan dirancang untuk dapat menghasilkan lulusan yang kompeten memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan tiga hal pokok dalam pembelajaran. Kurikulum IPA (Fisika) pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) juga dirancang sebagai pembelajaran yang berdimensi kompetensi. Sebab, IPA (Fisika) memegang peranan penting sebagai dasar pengetahuan untuk mengungkap bagaimana fenomena alam terjadi. Dengan begitu, IPA (Fisika) menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai bagian dari pengetahuan yang harus dimiliki memasuki era informasi dan teknologi. IPA (Fisika) sekaligus memberi kontribusi besar bagi pengetahuan yang terkait dengan isu-isu global dan mutakhir.

Standar kompetensi IPA (Fisika) untuk lulusan SMP dirumuskan dengan mempertimbangkan standar kompetensi yang telah dikuasai lulusan sekolah dasar dan juga tingkat perkembangan mental peserta didik SMP. Pengembangan kurikulum IPA (Fisika) merespon secara proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta tuntutan desentralisasi. ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Berikut standar kompetensi dan kompetensi dasar bidang studi fisika kelas IX SMP semester I.

Standar Kompetensi


Kompetensi Dasar


Materi Pokok

Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari


Mendiskripsikan muatan listrik untuk memahami gejala-gejala listrik statis serta kaitannya dalam kehidupan sehari-hari



Listrik Statis

Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari


Listrik Dinamis

Mendiskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari



Arus Listrik

Mendiskripsikan hubungan energi dan daya listrik serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari



Energi dan Daya Listrik

Dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar diatas sudah mencakup pembelajaran aspek kognitif yang menekankan pemahaman konsep-konsep fisika serta aspek motorik dengan ekperimentasi serta pnerapannya dalam kehidupan sehari-hari.





4.

ANALISIS


1.

Keuntungan KTSP


Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia memiliki kelebihan-kelebihan masing-masing bergantung kepada situasi dan kondisi saat di mana kurikulum tersebut diberlakukan. Kurikulum KTSP mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan dan memberikan kompetensi yang cukup bagi peserta didik untuk mengembangkan diri dan keunggulan khas yang ada di daerahnya. Sehingga penyesuaian materi fisika dengan keadaan disekitar kita dapat dilakukan dan menghasilkan lulusan yang memiliki daya kompetitif di dunia kerja. Misalnya, sekolah yang berada didaerah pantai dapat ditekankan materi tentang astronommi dan kelautan (fluida) sehingga dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kurikulum KTSP jua mendorong para guru meningkatkan kreativitasnya dalam penyampaian materi fisika sesuai dengan metoda yang mudah dipahami dan terima siswa.. Karena fisika merupakan bidang studi tentang alam yang setiap saat kita berinteraksi maka akan mempunyai prospek yang sangat mudah untuk dikembangkan. Misalnya untuk materi tentang kelistrikan yang setiap hari kita praktekkan/gunakan akan mudah dipahami.

Sesuai dengan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sekolah diwajibkan menyusun kurikulumnya sendiri. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu memungkinkan sekolah menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Fisika merupakan salah satu bidang studi yang sangat banyak penerapanny dalam kehidupan sehari-hari maka akan sangat besar potensinya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan.

2.

Kekurangan KTSP


Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia di samping memiliki kelebihan-kelebihan juga memiliki kelemahan-kelamahannya. Pola penerapan KTSP terbentur pada masih minimnya kualitas guru fisika dan sekolah. Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif merupakan salah satu syarat yang paling urgen bagi pelaksanaan KTSP khususnya bidang studi fisika. Sementara kondisi di lapangan menunjukkan masih banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi syarat utama untuk mempermudah dan mepercepat pemahaman tentang konsep-konsep fisika. Karena kualitas guru fisika dan sarana dan prasarana akan menyebabkan kurang maksimalnya prospek bidang studi fisika dalam konteks KTSP.


5.

KESIMPULAN DAN SARAN


1.

Kesimpulan


Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa bidang studi fisika mempunyai prospek yang sangat bagus dalam era KTSP. Bidang studi fisika akan memberikan peranan yang maksimal jika didukung kreativitas yang tinggi dari guru fisika serta sarana pendukung seperti laboratorium. Sebaliknya jika kreativitas guru fisika tidak maksimal akan menyebabkan kurang maksimal hasil yang dicapai dengan menggunakan kurikulum KTSP ini.

2.

Saran


Untuk mengatasi kekurangan sarana dan prasarana seperti laboratorium praktek fisika dapat dilaksanakan dengan alat sederhana yang kita jumpai disekitar kita sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan kurikulum KTSP.


DAFTAR PUSTAKA


Adi, Saiful.2007. Kurikulum, KTSP, Studi Banding & IHT. www.WordPress.com


Blog Fisika. 2006.KBK atau KTSP Menuntut Guru Fisika Kreatif www.Fisika.Blog.com


Hanafie, Imam. 2007. Plus Minus Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.





Comments

Popular posts from this blog

Makalah pembiayaan pendidikan

Fungsi Gelombang dan Probabilitas

contoh soal persamaan gelombang